Pada tahun 2023, dunia pendidikan global kembali diperkaya dengan kehadiran II Simpósio Internacional dos Programas de Pós-Graduação em Educação do Sistema ACAFE atau lebih dikenal dengan SIPPE 2023 (sippe2023.com).
Acara internasional ini diselenggarakan oleh Sistema ACAFE, yang merupakan jaringan institusi pendidikan tinggi di Santa Catarina, Brasil. Tujuan utama dari simposium ini adalah untuk membahas dan membagikan hasil penelitian yang dilakukan oleh berbagai program pascasarjana di bidang pendidikan dari institusi-institusi yang tergabung dalam ACAFE.
Namun, yang membuat acara ini istimewa adalah temanya yang mendalam dan kontekstual, yaitu “Inovação, Culturas e Decolonialidades,” yang diterjemahkan sebagai “Inovasi, Budaya, dan Dekolonialitas.”
Menyambut Masa Depan dengan Inovasi dan Terobosan Terbaru
Pada dasarnya, inovasi dalam pendidikan menjadi salah satu pilar utama dari acara ini. Inovasi di sini tidak hanya terbatas pada penggunaan teknologi atau metode pembelajaran baru, tetapi lebih jauh menyangkut bagaimana pendidikan bisa didemokratisasi. Dalam konteks globalisasi yang semakin intensif, simposium ini menekankan pentingnya menemukan cara-cara baru untuk memfasilitasi proses pembelajaran yang inklusif, kreatif, dan responsif terhadap tantangan dunia saat ini.
Topik ini sangat relevan dengan konteks pendidikan saat ini, terutama di era pasca-pandemi di mana pembelajaran daring dan hibrida menjadi semakin lazim. Teknologi digital membuka peluang besar bagi para pendidik dan peserta didik untuk saling berinteraksi tanpa batasan fisik, tetapi di sisi lain juga memunculkan tantangan baru dalam hal kesetaraan akses dan kesempatan.
Oleh karena itu, diskusi tentang inovasi dalam pendidikan di SIPPE 2023 tidak hanya terbatas pada pengembangan metode atau alat teknologi baru, tetapi juga tentang bagaimana inovasi tersebut dapat diimplementasikan secara merata dan adil dalam berbagai konteks sosial dan budaya.
Menghormati Keberagaman Budaya dalam Dunia yang Terus Berubah
Salah satu fokus utama lain dari SIPPE 2023 adalah pada aspek budaya dalam pendidikan. Dalam simposium ini, budaya tidak hanya dipandang sebagai elemen yang ada di luar pendidikan, tetapi juga sebagai bagian integral dari proses pendidikan itu sendiri. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari konteks budaya di mana ia berkembang.
Oleh karena itu, salah satu tujuan simposium ini adalah untuk menggali bagaimana kebijakan dan praktik pendidikan dapat menghormati, merangkul, dan mempromosikan keberagaman budaya.
Dalam kerangka ini, peserta simposium diajak untuk memahami bahwa setiap komunitas memiliki cara berpikir, belajar, dan mengajar yang unik. Pendidikan yang efektif adalah pendidikan yang dapat menyesuaikan diri dengan konteks lokal dan budaya. Di sinilah peran dekolonialitas menjadi sangat penting.
Menggugat Warisan Kolonial dalam Sistem Pendidikan
Dekolonialitas menjadi tema utama dalam diskusi yang berlangsung di SIPPE 2023. Istilah ini merujuk pada upaya untuk mendekonstruksi dan menggugat warisan kolonial yang masih mendominasi banyak sistem pendidikan di seluruh dunia.
Warisan kolonial ini tidak hanya terlihat dalam konten kurikulum yang sering kali mengabaikan sejarah dan perspektif masyarakat lokal, tetapi juga dalam struktur dan hierarki institusi pendidikan yang sering kali merefleksikan nilai-nilai dan norma-norma Barat.
Dalam simposium ini, dekolonialitas tidak hanya dipahami sebagai upaya untuk “menghapus” jejak kolonial dalam pendidikan, tetapi lebih kepada bagaimana pendidikan dapat dibangun kembali berdasarkan nilai-nilai, pengetahuan, dan perspektif masyarakat lokal.
Hal ini mencakup upaya untuk memperkenalkan dan mengintegrasikan pengetahuan asli ke dalam kurikulum formal, serta mendorong partisipasi komunitas lokal dalam proses pengambilan keputusan pendidikan.
Melalui dekolonialitas, SIPPE 2023 berusaha untuk mendorong peserta untuk berpikir kritis tentang siapa yang memiliki kuasa dalam menentukan apa yang dianggap sebagai “pengetahuan” yang sah dan bagaimana pengetahuan tersebut dihasilkan dan disebarkan.
Simposium ini juga menantang asumsi-asumsi yang mendasari banyak sistem pendidikan saat ini, yang sering kali didasarkan pada model-model Eropa atau Amerika Utara yang mungkin tidak relevan atau tidak sesuai dengan konteks lokal di banyak bagian dunia.
Mencapai SDGs melalui Inovasi dan Dekolonialitas
Simposium ini juga berhubungan erat dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) yang dipromosikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dalam konteks pendidikan, SIPPE 2023 menekankan pentingnya mencapai tujuan-tujuan ini, khususnya SDG 4 (pendidikan berkualitas), SDG 5 (kesetaraan gender), SDG 10 (pengurangan ketimpangan), dan SDG 16 (perdamaian, keadilan, dan institusi yang efektif).
Salah satu cara utama untuk mencapai tujuan-tujuan ini adalah dengan menciptakan sistem pendidikan yang inklusif, adil, dan dapat diakses oleh semua orang. Ini berarti tidak hanya menyediakan pendidikan untuk semua orang, tetapi juga memastikan bahwa pendidikan tersebut relevan dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat yang berbeda-beda.
Simposium ini menekankan pentingnya menghubungkan penelitian akademik dengan kebijakan publik untuk menciptakan perubahan nyata dalam sistem pendidikan.
Membangun Masa Depan Pendidikan yang Lebih Inklusif dan Berkeadilan
Dengan tema yang luas dan mendalam, SIPPE 2023 menghadirkan diskusi yang sangat relevan bagi para akademisi, pembuat kebijakan, dan praktisi pendidikan di seluruh dunia. Inovasi, budaya, dan dekolonialitas menjadi tiga pilar utama yang diangkat dalam simposium ini, dengan tujuan akhir untuk menciptakan pendidikan yang lebih inklusif, adil, dan relevan dalam konteks global.
Dalam menghadapi tantangan dunia yang terus berubah, pendidikan memiliki peran kunci dalam membentuk masyarakat yang lebih baik. Dan melalui acara seperti SIPPE 2023, kita dapat melihat bagaimana pendidikan bisa menjadi sarana yang kuat untuk transformasi sosial.